Monday 3 March 2014

Letusan Gunung Kelud 2014 dan Fenomena Alam

Pada letusan tahun 2014 ini pula, banyak kejadian yang berhasil direkam oleh media ataupun oleh warga. Jadi, ini adalah kali pertamanya gunung Kelud banyak didokumentasikan oleh media dan individu, dibanding dengan letusan-letusan sebelumnya yang mungkin jauh lebih mematikan dan tak sebanding dengan kedahsyatan letusannya di tahun 2014 ini.

Sebaran abu dan material vulkanik
Pada pagi hari tanggal 14 Februari 2014, awan debu vulkanik gunung Kelud terbawa angin hingga ratusan kilometer ke arah barat dan timur pulau Jawa. Material vulkanik yang dilontarkan gunung Kelud saat meletus adalah setinggi 17 kilometer, dan jatuhan material kerikil kurang lebih sejauh 20 kilometer.
Lontaran material vulkanik dengan energi kuat inilah yang menyebabkan tersebarnya abu gunung Kelud dapat menyebar dengan jarak yang jauh, hingga ratusan kilometer dari kepundannya.

Pada ketinggian 1-5 kilometer, hembusan angin ke arah timur dan membawa debu vulkanik hingga ke kota Ampenan di pulau Lombok. Sedangkan pada ketinggian 5-17 kilometer, hembusan angin ke arah barat dan membuat kota diwilayah Jawa Tengah dan Jogjakarta sempat gelap.

Bahkan pada siang dan sore hari pada tanggal yang sama, 14 Februari 2014, debu dapat mencapai hingga Ciamis, Garut, Tasikmalaya dan Bandung bahklan Bogor di Jawa Barat.

Pada tanggal 15 Februari 2014, hembusan angin cenderung berubah arah yaitu kearah selatan dan tenggara.

Hal ini membuat sisa-sisa material abu vulkanik gunung Kelud yang masih melayang di angkasa merubah arahnya ke Samudera Hindia. Akibatnya hujan abu vulkanik dibeberapa wilayah dan kota sudah mulai berkurang.

Petir dan Guntur diatas Gunung Kelud
Rekaman berupa foto dan video (lihat pada bawah halaman) saat Kelud menggelegar banyak yang beredar. Bahkan terlihat hingga banyak sekali petir menyambar dengan suara guntur. Secara ilmiah, petir tersebut dalam bahasa Inggris dinamakan dirty thunderstorm atau juga volcanic lightning.

Dirty thunderstorm atau juga volcanic lightning ini merupakan fenomena cuaca yang terjadi ketika aktivitas gunung mulai meningkat dan akhirnya memunculkan petir.


Keterangan foto atas: Gunung Kelud saat meletus pada Kamis malam Jum’at 13 Februari 2014 (pict. by: Andhika Yuswantara)

Dalam sebuah penelitian ilmiah, fenomena ini terjadi karena muatan listrik yang dihasilkan itu terjadi ketika fragmen batuan, abu vulkanik dan partikel es bertabrakan dan menghasilkan listrik statis.

Pada umumnya, terdapat sekitar 300 kali petir yang muncul ketika gunung berapi mulai menunjukkan aktivitasnya. Erupsi gunung berapi juga melepaskan sejumlah air yang berfungsi sebagai ‘bahan bakar’ badai petir tersebut.

“Selama erupsi terjadi, akan ada banyak petir besar dan kecil serta bunga api yang muncul dan terlihat seperti membelah kawah gunung berapi,” jelas Ronald J Thomas, seorang fisikawan atmosfer dari New Mexico Tech.



Hubungan Konjungsi Bulan dan Letusan Kelud

Perlu diketahui bahwa aktifitas gempa tektonik maupun gempa vulkanik biasanya beriringan dengan saat konjungsi maupun purnama Bulan. Adapun purnama Bulan pada bulan Robi’ul Akhir itu bertepatan dengan tanggal 15 Februari 2014 pukul 05:55:46 , yang berarti gunung Kelud meletus 32 jam 5 menit 46 detik sebelum saat purnama.

Gunung Kelud meletus beberapa saat (9 menit) setelah Bulan transit di atas langit. Saat transit bulan, adalah saat dimana posisi Bulan, Bumi dan matahari berada hampir atau paling sejajar pada garis lurus.

Artinya, Bulan berada pada posisi paling vertikal diatas kepala kita pada hari itu, atau yang terjadi pada saat jarak sudut (elongasi) suatu benda dengan benda lainnya, walau tak terjadio gerhana Bulan namun nyaris nol derajat.

Pada hari itu, Kamis, 13 Februari 2014 Bulan transit di atas langit Malang dan sekitarnya pada pukul 22:41 WIB, sembilan menit kemudian yakni pukul 22:50 WIB gunung Kelud meletus.

Posisi Bulan saat transit pukul 22:41 WIB berada di azimut 00° 11’ Altitude 68° 50’ dihitung dari lokasi Gunung Kelud yang mana koordinatnya 112° 18’ 28” bujur timur, 7° 55’ 48” lintang selatan.

Adakah korelasinya antara aktivitas gunung meletus dengan fase-fase Bulan maupun transit Bulan? Secara ilmiah saat ini belum ditemukan korelasinya, akan tetapi sudah pasti terjadi peningkatan gaya gravitasi.

Jadi, bisa saja aktivitas vulkanik yang meningkat pada level tertentu sebelum gunung Kelud meletus, adalah akibat adanya pengaruh gaya gravitasi Bulan yang lebih dominan pada saat Bulan transit diatas kota Malang.

Hal tersebut tentunya sedikit banyak akan menarik magma gunung berapi ke arah atas, sehingga memicu gunung berapi yang kondisinya sudah di ujung tanduk untuk meletus.

sumber : http://indocropcircles.wordpress.com/2014/02/14/sejarah-letusan-dahsyat-gunung-kelut-tahun-1919-1990-2007-2014/

No comments:

Post a Comment