Thursday, 31 May 2012
Antara Tsunami Aceh (2004) dan bom termonuklir Amerika Serikat (seri 1)
Sebagian besar orang menganggap Tsunami
Aceh adalah bencana alam murni, sebagian kecil lainnya melihat “out of
the box” bahwa tsunami adalah hasil rekayasa senjata thermonuklir
Amerika yang diujicobakan. Salah satu dari mereka, M.Dzikron AM, dosen
Fak Teknik Unisba menjelaskan hipotesa tentang hal ini
- NOAA, National Oceanic and Atmospheric Administration, beberapa kali merubah data magnitudo dan posisi episentrum gempa, serta kejanggalan tidak adanya peringatan pada ‘seismograf’ di Indonesia dan India. Secara sederhana, gempa selalu dipicu oleh apa yang disebut frekuensi elektromagnetik pada 0,5 atau 12 Hertz, dan bukan merupakan sebuah proses yang terjadi secara mendadak spt tsunami di Aceh.
- Sebagian besar mayat yang ditemukan terbujur kaku dengan kulit berwarna hitam pekat, kematian akibat tenggelam tidak akan mengubah warna kulit sedemikian cepat dan sedemikian hitam, sebaliknya mayat-mayat hitam juga nampak pasca dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.
- Kapal-kapal perang Amerika berdatangan dengan cepat dan bertahan di Aceh selama beberapa bulan bukan sekedar memasukkan bantuan namun juga mengawasi wilayah laut agar peneliti Indonesia tidak turun ke sana.
- Ditemukan sampah nuklir 2 bulan pasca tsunami di wilayah Somalia yang kemudian diungkap UNEP, yang diduga berasal dari Samudera Hindia.
HAARP (High Altitude Atmospheric
Research Project) adalah senjata yang didisain untuk menciptakan
bencana alam seperti gempa, badai dan tsunami. HAARP memiliki alasan
sendiri untuk dijadikan sebagai kekuatan baru dalam isu pemanasan
global, seperti dalam project teranyar mereka yang menggunakan ELF
(Extremely Low Frequency) untuk menembus lapisan tanah dan es kemudian
menghancurkan/melelehkan lempeng artik, melubangi ozon seperti yg sdh
dijelaskan, membuat gempa spt di Haiti, China dan Korea, serta
menciptakan ‘hurricane‘.
Jenis senjata HAARP yang digunakan
diperkirakan disebut Warhead Thermonuklir W-53 dengan kekuatan 9
megaton ternyata dapat dengan mudah ditempatkan dalam wadah yang mirip
diving chamber (alat selam dalam) yang biasanya digunakan dalam
eksploitasi minyak. Wadah ini sekaligus melindunginya dari tekanan
sebesar 10.000 pon per inchi persegi di dasar palung laut dalam. Bobot
total dengan wadahnya kurang dari lima ton, sehingga dapat dijatuhkan
dari buritan kapal suplai anjungan pengeboran minyak lepas pantai.
Metode teknologinya disebut SCALAR, yang menggunakan gelombang
elektromagnetik untuk memanipulasi kekuatan alam.
Teknologi perusak berbasis gelombang
elektromagnetik pertama kali dikenalkan saintis Rusia Nikola Tesla
Saintis ini menjadikan bencana gempa di berbagai negara pada 1937
sebagai sampel penelitian. Selanjutnya, Tesla melakukan penelitian
mengenai penciptaan alat yang mampu memunculkan gelombang frekuensi
tinggi yang bisa memicu badai dan gempa tektonik. Setelah melalui
berbagai penyempurnaan, alat itu mampu mengalahkan kekuatan Nuklir.
Belakangan senjata pemusnah massal itu dikenal sebagai elektromangnetik
SCALAR. Anehnya, rancangan Tesla ini kemudian hilang tak berbekas
setelah ia meninggal dan muncul kembali dalam program HAARP, padahal
ketika pertama kali ditawarkan kepada Pentagon, rancangan Tesla ini
ditolak mentah-mentah.
Menurut Bertell, AS sudah melakukan
uji coba sejak puluhan tahun lalu. Negeri Paman Sam menggunakan Barium
dan Lithium yang “dikirim” ke lapisan ozon dengan bantuan gelombang
elektromagnetik ke langit negara-negara asia. Teori Bertell didukung
Michel Chossudovsky yang berprofesi sebagai analis persenjataan global.
Chossudovsky menuduh Pentagon sudah lama membuat senjata untuk
memanipulasi cuaca. April 1997, menurut Menhan William Cohen, AS
terpaksa menghadapi serangan senjata perubah cuaca dengan senjata
sejenis. Demikian juga dengan penggunaan gelombang elektromagnetik
pemicu gempa dan tsunami.
Apa yang dijelaskan Bartell dan
Chossudovsky sebenarnya berada di luar nalar logika kita, sehingga kita
lebih percaya bahwa sebuah tsunami terlalu musykil dibuat dan
dirancang oleh manusia. Namun bila kita memikirkan isu apa yang saat
ini digadang-gadang oleh Amerika dan sekutunya, khususnya mereka yang
terlibat dalam manipulasi Pemanasan Global, maka senjata HAARP bukan
lagi cerita fantasy Hollywood, seperti orang-orang di seluruh dunia
yang sebelumnya tidak pernah percaya pada Bom Atom yang dijatuhkan
Enola Gay ternyata hasil rekayasa teknologi nuklir yang pada masa itu
dianggap begitu canggih.
bersambung ke seri 2
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment