Thursday, 31 May 2012
Kisah Nyata, Ketika Poliback Tanaman Menghentikan Laju Kendaraan Lapis Baja (Tank)
Ali Shalih Al-Murshid, salah seorang tentara rezim Yaman yang ditawan
dan kemudian dilepaskan oleh mujahidin Anshar Al-Shariah bersama 72
tentara Yaman lainnya menuturkan pengalamannya selama menjadi tawanan
perang kepada media massa di ibukota Yaman, San’a.
Al-Murshid menuturkan bahwa sebelum terjadi peperangan yang berakhir
dengan penawanan dirinya dan ke-72 tentara lainnya, mereka didoktrin
oleh para komandan militer bahwa mujahidin Anshar Al-Shariah adalah
orang-orang buas yang tidak mengenal kasih sayang. Namun mereka sangat
terkejut saat ditawan mujahidin. Mujahidin mengutamakan para tawanan
atas diri mujahidin sendiri, baik dalam hal makanan, minuman, maupun
pakaian.
Al-Murshidi mengisahkan pengalaman yang dialaminya selama beberapa
minggu menjadi tawanan di tangan mujahidin Anshar Al-Shariah. Sebagai
seorang anggota pasukan kavaleri rezim Yaman, ia ditawan oleh mujahidin
dan ditugaskan memindahkan tank dari tempat pertempuran ke tempat aman.
“Demi Allah, saya berangkat ke lembah Daufash tiga hari setelah
peperangan berlangsung. Saat itu Anshar Al-Shariah menguasai sebuah tank
dalam pos militer milik Tentara Nasional Yaman. Tugas saya adalah
memindahkan tank militer itu ke tempat lain. Dalam perjalanan, terjadi
peristiwa yang sangat menyedihkan saya jika saya mengingat-ingat apa
yang kami lakukan bersama Tentara Nasional. Saya gembira dengan
interaksi Islami yang saya lihat dari Anshar Al-Shariah.”
Menurutnya, tank-tank militer pasukan Yaman melabrak begitu saja lahan
pertanian penduduk tanpa mempedulikan kerugian para petani. Al-Murshidi
menuturkan peristiwa yang membuatnya sedih sekaligus gembira tersebut,
“Jalur yang kami lalui saat memindahkan tank militer itu adalah sebuah
daerah yang menjadi lahan pertanian penduduk. Laju tank terhalang oleh
poliback tanaman. Komandan mujahidin dan seorang anggotanya turun dari
tank yang saya pindahkan. Mereka menggeser poliback, dan memerintahkan
saya untuk menyetir tank kembali. Komandan mujahidin lantas mengeluarkan
sejumlah uang dari saku pribadinya, memasukkannya ke dalam plastik dan
mengikatnya ke poliback sebagai upah bagi petani yang akan merapikan
kembali poliback tanamannya.”
sumber : arrahmah
Labels:
Islamku,
kisah nyata
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment