Friday, 1 June 2012
Antara Tsunami Aceh (2004) dan bom termonuklir Amerika Serikat (seri 2)
tulisan ini merupakan lanjutan Antara Tsunami Aceh (2004) dan bom termonuklir Amerika Serikat (seri 1)
Presiden Persaudaraan Pekerja
Muslim Indonesia (PPMI), DR Eggi Sudjana SH Msi mensinyalir, bahwa
bencana yang menimpa NAD dan sekitarnya bukanlah gempa dan gelombang
tsunami yang sesungguhnya. Akan tetapi sebuah gelombang bom termonuklir yang sengaja diledakkan di bawah laut .
Pendapat Eggi tersebut dikemukakan
kepada Wawasan, usai dialog menyoal seratus hari pemerintahan SBY, di
kantor pengacara Taufik SH di Solo. “Melalui pendapat dan analisa yang
dikemukakan pakar nuklir independen asal Australia Joe Vialls, saya
sepakat, bahwa ada indikasi kuat Amerika dengan dua kapal perangnya
satu diantaranya bernama USS Abraham Lincoln, berada di balik tragedi
itu,” katanya
Menurut Eggi, sebelum terjadi bencana
itu (Tsunami), Amerika telah mengeluarkan travel warning kepada warganya agar
tidak berkunjung ke Indonesia. Sementara masuknya kapal induk asing,
cukup mengundang pertanyaan, kenapa diperbolehkan oleh pemerintah kita.
Dengan kata lain, Jakarta tahu benar akan keberadaan kapal asing di
perairan kita
“Ada temuan kejanggalan lagi, CNN
selama ini memberitakan bahwa pusat gempa terjadi di dekat pulau We.
Sementara yang terjadi sesungguhnya di dekat pulau Nias dengan kekuatan
gempa hanya 5,4 skala richter. Namun yang terjadi adalah sebuah
gelombang susulan dengan kekuatan yang lebih dahsyat. Ironisnya,
perusahaan AS Exxon yang ada di sana, luput dari bencana itu. Sehingga
ada dugaan keras, ada senjata pemusnah massal yang diarahkan ke sana,”
paparnya
Usai kejadian itu, lanjut dia,
tentara AS di kapal induk USS Abraham Lincoln yang jumlahnya 15.600
personil langsung diterjunkan. Sementara Kopassus dan Pasukan Reaksi
Cepat (PRC), yang fungsinya sebagai penanggulangan bencana sama sekali
tak diturunkan. Sementara India, Srilanka dan Thailand menolak
kehadiran tentara asing itu. Televisi Al Jazeera pernah menyiarkan,
bahwa bencana di Aceh bukanlah akibat gelombang tsunami. Akan tetapi
sebuah bom helium yang bersifat halus namun mematikan
“Kami menduga India memang sudah
tahu akan adanya bencana itu. Karena negara itu justru punya pencatat
gempa, yang bisa membedakan mana gempa sungguhan dan mana gempa buatan.
Di India di Tamil Nadu, merupakan pusat nuklir. Sehingga sudah
terdeteksi dulu.”
Menurut Eggi, Joe Vialls tahu
benar senjata termonuklir yang diledakkan di bawah laut akan
menimbulkan gelombang dahsyat. Sementara jika tsunami, ketinggian
gelombang maksimal, tidak akan mencapai seperti yang terjadi di Aceh.
“Sejarah juga mencatat, selamanya tsunami tidak berdampak membakar
korbannya, karena air. Namun sempat ditemukan tiga orang anak nelayan
Aceh yang terbakar dengan tubuh penuh oli.”
Disinggung rencana besar apa di
balik itu, Eggi mengatakan, AS ingin menjadikan pangkalan militernya di
Aceh. Hal itu dikuatkan dengan ditolaknya percepatan militer itu untuk
segera mengakhiri bantuannya di sana. Aceh juga akan dijadikan
jaringan pasar bebas perdagangan AS. “Dalam kontek ini, SBY lemah,
intelijen kita juga lemah. Apalagi TNI,” jelasnya
bersambung ke seri 3
sumber : http://islamterbuktibenar.net/
Labels:
dosa-dosa AS dan Israel,
Islamku,
kisah nyata,
news
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment