Friday, 1 June 2012
Ini Dia alasan Lia Christine, kristiani yang mendukung FPI
Siapa
yang tak mengenal FPI? Tiga huruf itu adalah singkatan dari Front
Pembela Islam. Ormas Islam yang sering dikait-kaitkan dengan ‘tradisi’
kekerasan. Pada dasarnya prinsip utama FPI adalah menegakkan Amar Maruf
Nahi Mungkar [mengajak kebaikan dan memerangi kejahatan] tapi apa boleh
buat, media sudah ‘berhasil’ mengekspos FPi dengan ‘budaya’ kekerasannya
dan (kebanyakan) orang Indonesia sudah memberi nilai buruk terhadap
FPI.
Saya
sebagai seorang Kristiani (penganut Katholik) sedikit miris ketika
media memberitakan kekerasan-kekerasan yang dilakukan FPI. Dan saya pun
sempat merasa tidak suka dengan keberadaan FPI di Indonesia. Mulai dari
tragedi Monas, penutupan bar, demo anti miras, dll. Saya merasa bosan
dengan kekerasan-kekerasan yang dilakukan FPI. Dan masyarakat pun seakan
juga tak setuju jika FPI memakai ‘embel-embel’ Islam. Karena menurut
mereka, Islam itu damai, mencintai perbedaan dan bukan kekerasan.
Seiring berjalannya waktu, tak terdengar berita tentang FPI. Tiba-tiba Indonesia
dikejutkan dengan berita ‘Penolakan FPI di Palangkaraya’. Sejenak saya
tercengang. Seketika itu pula saya mulai penasaran dengan FPI. Mengapa
FPI sampai ditolak di Palangkaraya?. Saya mencari info-info.
Hingga
saya mulai merenung, mengapa masyarakat tidak berpikir ‘apa yang
melatarbelakangi FPI untuk melakukan kekerasan’. Sejak itu saya
menyimpulkan, bahwa pasti ada sebab yang membuat FPI beraksi. Contohnya,
saat FPI melabrak belasan anggota PDIP bertemu dengan mantan anggota
PKI di Blitar. Menurut saya, FPI telah berusaha menghilangkan keberadaan
PKI sampai pada akar-akarnya. Dan itu saya setuju. Walaupun hanya
bertemu ‘mantan’ anggota PKI, jika pertemuan itu terjadi berkala bisa
memungkinkan PKI tumbuh kembali di Indonesia.
Kemudian
soal Demo Miras, itupun saya juga setuju. Pemerintah macam apa yang
berani mencabut UU larangan Miras? itupun FPI masih disalahkan. Padahal
jika langkah yang digagas pemerintah untuk mencabut UU larangan miras,
mau jadi apa negeri ini? jadi negeri yang menghalalkan miras?. Itu saja
dua contoh yang ‘me-miris-kan’. Tidakkah media memberitakan ketika
anggota FPI membantu mengevakuasi 70.000 korban tsunami Aceh? Tidakkah
media memberitakan ketika FPI mendirikan posko bencana gunung Merapi?,
sungguh aneh.
Dan
pencarian info tentang FPI terus saya lanjutkan. Saya singgah di sebuah
forum di internet yang notabene menghujat dan menolak FPI. Tapi ada
satu komentar yang menarik menurut saya untuk dibagikan kepada member
Kompasiana. User itu bernama adiet87smg, dia menulis:
“hidup
d jman skrg emang aneh. kbodohan udh ada dmana2, orang mau berbuat baek
aja susah. jadi inget tuh pas jamanx nabi. nabi aja pas dakwah n ngajak
manusia kpd kebaikan, mlh beliau dilempar pke kotoran. gile bgt kand?
sama kyak skrg, ngajak orng brbuat baik eh malah dimusuhin, dikutuk, n
disuruh bubar. bner2 jman edan kali yak!”
Saya
jadi teringat ketika ada demo penolakan FPI di bundaran HI. Kebanyakan
dari peserta demo adalah kaum gay, lesbian, tuna susila, dan semacamnya.
Wajar jika mereka menolak FPI, karena memang status mereka bertentangan
dengan agama. Dan kagetnya lagi, saya mendapat info bahwa penggerak
demo Penolakan FPI adalah Ulil Abshar Abdalla, fungsionaris partai
Demokrat yang sedang terjerat kasus korupsi dan disebut-sebut juga
sebagai anggota JIL [Jaringan Islam liberal]. Wow. Pantas saja Ulil
Abshar Abdalla menggerakkan massa untuk
menolak keberadaan FPI, karena FPI telah mencatut namanya sebagai salah
satu oknum yang bersembunyi di Partai yang kebanyakan anggotanya sedang
terjerat kasus korupsi. Tentang berita penolakan FPI di Palangkaraya,
itu juga disebut-sebut sebagai upaya Ulil Abshar Abdalla untuk
‘memusnahkan’ FPI dari dunia ini. Padahal warga Dayak sendiri yang
meminta FPI berdiri di Kalteng
Saya
sebagai penganut Katholik, mendukung upaya FPI untuk memerangi
kejahatan. Tetapi mungkin lebih indah jika diiringi dengan tindakan yang
damai, tidak mudah tersulut emosinya dan kemudian mengadakan aksi-aksi
yang dianggap meresahkan.
sumber : http://fpi.or.id
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment