Sunday, 16 June 2013
Di Balik Pembunuhan Tito Kei, Adik Preman Jakarta John Kei
Dor”. Suara itu memecah ketenangan warga Perumahan Tytyan Indah, Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Medan Satria, Jumat, 31 Mei 2013. Malam itu jarum jam menunjukkan pukul 20.40 WIB, saat letusan itu terdengar. Gerry, Hans, dan Petrus yang sedang main kartu gaple di warung Ratim alias Aki, terkejut ketika Franciskus Refra alias Tito Kei, kawan main kartu mereka ambruk tiba-tiba. Darah mengucur deras dari wajah pria berkulit gelap itu.
Ternyata bukan hanya Tito Kei yang terkapar. Aki, sang pemilik warung juga ikut tersungkur di depan pintu warung. Darah segar juga mengucur dari tubuh pria berusia 63 tahun tersebut.Keduanya langsung tewas di tempat. Tito Kei tertembak di mata sebelah kanan hingga tembus ke kepala bagian belakang. Sementara Aki tertembak di dada hingga tembus ke punggung.
Dari luka tembak yang diderita keduanya, polisi berasumsi, korban ditembak dari jarak dekat dan dilakukan oleh orang terlatih.Selain itu, kata Kasat Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Helmy Santika, sebelum mengeksekusi, pelaku melakukan pengintaian terlebih dahulu.
Tito itu baru sekitar 15 menitan datang ke warung itu. Kemudian terjadi penembakan,” ujar Helmy di Mapolda Metro Jaya, Selasa 4 Juni.Usai melakukan penembakan, pelaku yang jumlahnya diperkirakan dua orang langsung pergi. Diduga pelaku mengendarai sepeda motor. Sebab menurut keterangan saksi mata, usai kejadian mereka melihat dua orang yang mengendarai sepeda motor ngacir meninggalkan lokasi.
“Pelakunya pakai jaket. Saya dapat keterangan dari Gerry, Hans, dan Petrus, yang malam itu main gaple dengan Tito Kei,” terang Luhut, warga Tytyan Indah, yang mengaku kenal dekat dengan Tito.
Sayangnya, ketika itu teman Tito tidak melihat jelas wajah para pelaku. Soalnya pelaku mengenakan helm
full face berkaca gelap. Alhasil pelaku penembakan terhadap adik bungsu John Kei itu pun masih misterius.Menurut Luhut, tiga teman Tito yang ada di lokasi kejadian, luput memperhatikan pelaku lantaran sibuk mengurus Tito yang tiba-tiba ambruk. Mereka awalnya mengira suara letusan itu berasal dari ban kendaraan yang pecah.
full face berkaca gelap. Alhasil pelaku penembakan terhadap adik bungsu John Kei itu pun masih misterius.Menurut Luhut, tiga teman Tito yang ada di lokasi kejadian, luput memperhatikan pelaku lantaran sibuk mengurus Tito yang tiba-tiba ambruk. Mereka awalnya mengira suara letusan itu berasal dari ban kendaraan yang pecah.
“Saat itu mereka sayangnya nggak teriak, coba kalau teriak pasti didapat warga. Penembaknya jadi kabur dengan leluasa,” sesal Luhut yang sudah 27 tahun tinggal di kompleks itu.Diakui Luhut, meski Tito punya banyak anak buah, tetapi tidak pernah jalan beramai-ramai di kompleks yang telah ditempatinya sejak tahun 2000 lalu. Tito juga tidak pernah dikawal bila ke mana-mana.
Luhut pun tidak punya dugaan apa yang jadi penyebab penembakan itu. Sebab setahu Luhut, Tito yang berprofesi sebagai pengacara dikenal ramah dan baik oleh warga. Merlin, istri Tito juga enggan memberi keterangan soal kasus penembakan yang menewaskan suaminya. “Jangan ya mbak, jangan sekarang,” ucap Merlin kepada majalah detik yang menyambanginya.
Sementara menurut sumber majalah detik yang mengaku kenal dengan kelompok John Kei, pembunuhan Tito masih ada kaitan dengan tewasnya Tan Harry Tantono alias Ayung. Pengusaha peleburan baja tersebut tewas pada 26 Januari 2012 lalu, di kamar 2701, Swiss-Belhotel, Sawah Besar, Jakarta Pusat.Kasus pembunuhan Ayung kemudian menyeret John Kei, kakak kandung Tito ke penjara. Kebetulan Tito menjadi pengacara John Kei dan anak buahnya yang saat ini mendekam di Rutan Salemba, Jakarta.
Sekalipun John Kei telah dipenjara, tidak lantas membuat bekas anak buah Ayung puas. Soalnya mereka merasa pemasukan mereka hilang gara-gara ulah John Kei dan anak buahnya. Dendam kesumat itu pun masih terbawa hingga sekarang.“Itu kerjaan bekas anak buah Ayung yang dendam sama anak buah John Kei. Mereka sama-sama dari Ambon juga,” terang sumber tersebut tanpa menyebut nama pelakunya.
Kubu Tito Kei juga punya dugaan serupa. “Mungkin. Segala kemungkinan bisa saja, motif bisa apa saja, bisa dendam atau lainnya,” kata kuasa hukum Tito Kei, Tofik Chandra. Namun sepengetahuan Tofik, belakangan ini Tito tidak pernah bermasalah dengan orang lain. Bahkan, di lingkungan tempat tinggalnya di Tytyan Indah, Bekasi, Tito dikenal sebagai sosok yang baik dan bersahaja.
Sedangkan polisi sampai saat ini belum menemukan titik terang soal pelakunya. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, hanya bilang, kasus penembakan Tito sedang didalami tim khusus yang dibentuk Polda Metro Jaya. Tim yang berjumlah 50 orang itu dipimpin AKBP Helmy Santika dan AKBP Herry Heryawan.
sumber : detik.com
Labels:
jakarta oh jakarta,
premanisme
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment