Friday, 24 August 2012
Kronologi Pembubaran Siaran Langsung TV One oleh warga Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu, 22 Agustus 2012
JAKARTA-Siaran
langsung TvOne di lokasi kebakaran, RT 02 RW 02 Pondok Bambu, Duren
Sawit, Jakarta Timur, Rabu, 22 Agustus 2012 dibubarkan warga sekitar.
Acara itu menghadirkan Rieke Diah Pitaloka, ketua RW 02, dan seorang
psikolog sebagai narasumber.
Arifin, 43 tahun, bukan nama
sebenarnya, mengungkap kronologi kejadian. Warga korban kebakaran yang
berada di lokasi shooting tersebut mengatakan sekitar pukul 16.00 TvOne
memang datang meliput soal kebakaran. Namun, judul berita di layar kaca
TvOne dinilai provokatif. "Mungkin orang sini pada salah paham,
judulnya, ''Dibakar atau Terbakar?'' Mungkin orang sini salah artikan
judul itu," katanya kepada Tempo, Jumat, 24 Agustus 2012.
Akibatnya, sekira 20 hingga 30 orang warga kemudian tiba-tiba datang ke
lokasi, ketika kamera masih menyala untuk siaran langsung. "Mereka
bilang, ''Siapa yg bakar? Saya orang sini enggak pernah''," kata Arifin
meniru salah satu warga. Mereka berteriak-teriak di lokasi.
Seketika itu, polisi dan koramil menghambur untuk meredam warga. "Polisi
dan warga sempat dorong-dorongan," Arifin melanjutkan. Sempat pula
terjadi perdebatan antara kru TvOne dengan warga yang protes selama 15
menit. "Setelah debat, acaranya langsung bubar," ucapnya.
Ketua
Ketua RW 02, Ahmad Sahil Hakim, narasumber lain acara itu, juga
memperkirakan faktor judul sebagai pemicu. "Mungkin dari judul dan
dialog narasumber dengan reporter."
Ketua DPC FPI Duren Sawit,
Ustadz Nur Fauzi, membantah ormasnya terlibat dalam pembubaran itu.
"Kami tidak terlibat, masyarakat yang gotong-royong bubarkan," katanya.
Dia mengatakan warga mempermasalahkan judul berita TvOne. "Judul
beritanya ''Terbakar atau Dibakar?''"
Nur Fauzi menambahkan
warga tersinggung dengan perkataan Rieke Diah Pitaloka. Fauzi mengutip,
"Kata Rieke, kalau korsleting listrik berarti seluruh Jakarta terbakar
dong. Warga enggak terima, lalu bubarkan."
Fauzi mengakui ada
empat anggota FPI di antara rombongan warga. Satu memakai seragam, tiga
orang tidak. Dia beralasan, "Supaya warga enggak terlalu terpancing,
kami turun. Untuk jaga keamanan."
Fauzi mengutip siaran pers
Ketua FPI, Habib Rizieq Shihab, yang membantah keterlibatan ormas
tersebut dalam pembubaran siaran TvOne. "Beliau juga menonton," kata
dia. Ada lima poin yang disebut Habib Rizieq. Pertama, pengusiran Rieke
dilakukan oleh masyarakat korban kebakaran di Pondok Bambu, bukan oleh
FPI. Kedua, pengusiran Rieke karena politisi PDIP itu dianggap menghasut
masyarakat.
Ketiga, kata dia, masyarakat korban kebakaran
tersinggung karena Rieke mengkampanyekan Jokowi di lokasi kebakaran. Dia
juga mengatakan, FPI sudah membuka posko kemanusiaan di semua lokasi
kebakaran Jakarta, yaitu Tambora, Bendungan Hilir, Jatinegara, Cipinang,
BKT dan Pondok Bambu, dan tidak pernah ada masalah, karena murni
kemanusiaan, bukan politik. Terakhir, dia menyebut Rieke berpolitik di
lokasi kebakaran. "Dia cari masalah sendiri," kata Habib.
sumber : fb
Akibatnya, sekira 20 hingga 30 orang warga kemudian tiba-tiba datang ke lokasi, ketika kamera masih menyala untuk siaran langsung. "Mereka bilang, ''Siapa yg bakar? Saya orang sini enggak pernah''," kata Arifin meniru salah satu warga. Mereka berteriak-teriak di lokasi.
Seketika itu, polisi dan koramil menghambur untuk meredam warga. "Polisi dan warga sempat dorong-dorongan," Arifin melanjutkan. Sempat pula terjadi perdebatan antara kru TvOne dengan warga yang protes selama 15 menit. "Setelah debat, acaranya langsung bubar," ucapnya.
Ketua Ketua RW 02, Ahmad Sahil Hakim, narasumber lain acara itu, juga memperkirakan faktor judul sebagai pemicu. "Mungkin dari judul dan dialog narasumber dengan reporter."
Ketua DPC FPI Duren Sawit, Ustadz Nur Fauzi, membantah ormasnya terlibat dalam pembubaran itu. "Kami tidak terlibat, masyarakat yang gotong-royong bubarkan," katanya. Dia mengatakan warga mempermasalahkan judul berita TvOne. "Judul beritanya ''Terbakar atau Dibakar?''"
Nur Fauzi menambahkan warga tersinggung dengan perkataan Rieke Diah Pitaloka. Fauzi mengutip, "Kata Rieke, kalau korsleting listrik berarti seluruh Jakarta terbakar dong. Warga enggak terima, lalu bubarkan."
Fauzi mengakui ada empat anggota FPI di antara rombongan warga. Satu memakai seragam, tiga orang tidak. Dia beralasan, "Supaya warga enggak terlalu terpancing, kami turun. Untuk jaga keamanan."
Fauzi mengutip siaran pers Ketua FPI, Habib Rizieq Shihab, yang membantah keterlibatan ormas tersebut dalam pembubaran siaran TvOne. "Beliau juga menonton," kata dia. Ada lima poin yang disebut Habib Rizieq. Pertama, pengusiran Rieke dilakukan oleh masyarakat korban kebakaran di Pondok Bambu, bukan oleh FPI. Kedua, pengusiran Rieke karena politisi PDIP itu dianggap menghasut masyarakat.
Ketiga, kata dia, masyarakat korban kebakaran tersinggung karena Rieke mengkampanyekan Jokowi di lokasi kebakaran. Dia juga mengatakan, FPI sudah membuka posko kemanusiaan di semua lokasi kebakaran Jakarta, yaitu Tambora, Bendungan Hilir, Jatinegara, Cipinang, BKT dan Pondok Bambu, dan tidak pernah ada masalah, karena murni kemanusiaan, bukan politik. Terakhir, dia menyebut Rieke berpolitik di lokasi kebakaran. "Dia cari masalah sendiri," kata Habib.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment