Thursday, 2 August 2012

Inilah Surat Ustadz Ba'asyir dengan 3 Bahasa untuk Presiden Myanmar

JAKARTA-Tebalnya tembok penjara tak bisa menghalangi perhatian ustadz Abu Bakar Ba’asyir terhadap pembantaian etnis Muslim Rohingya di Myanmar. Ulama muwahhid dan mujahid ini ternyata terus mengikuti perkembangan kondisi umat Islam yang kini ditindas di Myanmar.


Surat terbuka ustadz Abu Bakar Ba’asyir dikirimkan kepada Presiden Myanmar, Thein Sein. Menurut keterangan yang didapat surat tersebut telah diserahkan Senin lalu (30/7/2012), ke Kedutaan Besar Myanmar di Jl. H. Agus Salim No. 109, Menteng, Jakarta Pusat.

Surat yang ditulis dengan tiga bahasa; Indonesia, Inggris dan Arab itu diantaranya berisi ajakan untuk masuk Islam dan menghentikan segala penindasan terhadap umat Islam di Myanmar. Berikut kutipan selengkapnya, surat terbuka ustadz Abu Bakar Ba’asyir untuk Presiden Myanmar.

“Dengan nama Alloh yang Maha Luas dan Kekal belas kasihNya kepada orang mukmin, serta Maha Penyayang kepada semua Makhluk-Nya”

Dari Al Faqir Ilalloh : Ustadz. Abu Bakar Ba’asyir

Kepada hamba Alloh : Thein Sein Presiden Myanmar


السَلاَ مٌ عَلَى مَنِ تَّبَعَ الْهُدَ ى


Semoga keselamatan diberikan kepada orang yang mengikuti petunjuk ini (agama Islam)

Kami mengajak kalian kepada kebahagiaan di dunia dan di akherat, untuk menyelamatkan diri dari kehidupan materialistik anda yang gersang dan memperihatinkan, yang tidak mempunyai ruh sama sekali.

Kami mengajak kalian untuk masuk Islam yang menyeru untuk mengikuti manhaj (ajaran) Alloh semata yang tidak ada sekutu bagiNya, yang menyeru kepada keadilan dan melarang berlaku zalim dan jahat.

Kami telah mendengar jeritan ummat Islam di negara anda akibat perlakukan anda yang zalim dengan mengusir hingga membunuh mereka. Sikap anda begitu kejam kepada saudara-saudara kami ummat Islam di Arakan dan berbagai tempat lainnya.

Penduduk anda yang mayoritas beragama Budha pun bertindak biadab; membakar rumah-rumah mereka, melarang beribadah dan membantai mereka layaknya binatang.

Ketahuilah! sebagai sesama ummat Islam kami bersaudara, derita mereka adalah derita kami, tangis mereka adalah tangis kami dan darah mereka yang kalian tumpahkan adalah darah kami.

Ketahuilah! ummat Budha di negeri kami (Indonesia) bisa hidup rukun dan damai dengan kami yang masyoritas Muslim. Mereka tidak pernah sedikitpun kami dzalimi, bahkan mereka bebas mengamalkan keyakinannya, tidak kami ganggu.

Islam mendidik kami agar berlaku adil dan baik meskipun kepada orang kafir (non muslim) yang tidak memerangi kami, sebagaimana ditegaskan oleh Alloh (Tuhan) dalam firmanNya:


لا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ


“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu Karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Mumtahanah: 8)

Ketahuilah! Kami tidak rela perlakuan anda dan rakyat anda kepada saudara muslim kami yang dizalimi, maka kami serukan kepada anda dan rakyat anda:

Hentikan kezaliman berupa pengusiran, pembantaian terhadap ummat Islam di Myanmar.
Berikan mereka kebebasan untuk memeluk Islam dan menjalankan ibadahnya.
Jangan ada lagi diskriminasi terhadap ummat Islam.

Jika seruan ini tidak kalian dengar, Demi Alloh! telah nyata hancurnya negeri-negeri congkak di tangan mujahidin (dengan izin Alloh).

Dengan izin Alloh pula kami bisa memperlakukan anda dan rakyat anda seperti negara sosialis komunis Rusia yang hancur berkeping-keping atau amerika yang sebentar lagi akan binasa (Insya Alloh).

Kami tak ingin mendengar tangisan saudara-saudara muslim kami di buminya Alloh negeri kalian dan negerinya ummat Islam yang tinggal di sini, kami tidak ridho setetes darah pun tertumpah dari kaum muslimin. Sungguh Rabb kami telah mengajarkan kepada kami bagaimana seharusnya ummat Islam di seluruh dunia bersikap terhadap kedzaliman yang kalian lakukan:

وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

“...dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya...” (QS. At-Taubah: 36)

Bagi kami memerangi orang musyrik yang memerangi kami adalah amal mulia, kami menang mulia, kami terbunuh juga mulia. Alloh SWT menegaskan hal ini dalam firmanNya:

قُلْ هَلْ تَرَبَّصُونَ بِنَا إِلَّا إِحْدَى الْحُسْنَيَيْنِ وَنَحْنُ نَتَرَبَّصُ بِكُمْ أَنْ يُصِيبَكُمُ اللَّهُ بِعَذَابٍ مِنْ عِنْدِهِ أَوْ بِأَيْدِينَا فَتَرَبَّصُوا إِنَّا مَعَكُمْ مُتَرَبِّصُونَ

Katakanlah: "Tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan. dan kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisi-Nya. sebab itu tunggulah, Sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersamamu." (QS. At-Taubah: 52)

Demikian surat ini. Yaa Alloh saksikanlah bahwa kami telah menyampaikannya.

Rutan Bareskrim Mabes Polri, 03 Ramadhan 1433 H

22 Juli 2012

Al Faqir Ilalloh,
(Abu Bakar Ba’asyir)

No comments:

Post a Comment