Showing posts with label ramadhan. Show all posts
Showing posts with label ramadhan. Show all posts

Wednesday, 29 June 2016

Ustadz Yusuf Mansur, Persiapan I’tikaf

“Ustadz, kalau saya yang jam kerjanya di malam hari, gimana ya buat i’tikafnya?”

Namanya orang kerja, ada hak cuti. Cuti aja. Kalau ga bisa, yang penting ada niat. Kalau ada upaya dari Saudara semua, Allah akan lihat bahwa Saudara ini sungguh-sungguh pengen Lailatul Qadr, pengen i’tikaf. Tapi, bilamana pekerjaan Saudara seperti satpam, yang harus berjaga di malam hari, hadirkanlah hati ketika Saudara ada di malam-malam itu. Ga apa-apa Saudara i’tikaf di tempat pekerjaan.

“Ustadz, boleh tuh?”

Allah menghendaki kemudahan, ga menghendaki kesusahan buat kita. Jadi, hadirkan hati. Supir taksi, udah ga apa-apa jalan terus. I’tikaf di dalam mobil. Nanti perbaharui terus niatnya; nawaitu i’tikaf ya Allah, bukan fii hadzal masjid tapi fii hadzihil sayyaraah , saya i’tikaf di mobil. Ketika ada penumpang, batalin. Kalau ga ada, terusin lagi. Begitu.

Ini maksudnya toleransi, meringankan teman-teman yang pada pengen i’tikaf tapi ga bisa. Maksud saya, jangan sampai kita ga ada upaya gitu. Ini yang bahaya. Jangan sampai Allah melihat kita ga ada niat untuk mengambil malammalam Lailatul Qadr.

Saya ingetin juga, i’tikaf jangan bawa BB, jangan bawa iPad, jangan bawa HP. Kalaupun bawa, okelah. Yang penting matiin dulu, nanti hidupinnya setelah shubuh. Toh, orang tahu kan, kalau Saudara i’tikaf. Kalau ada apa-apa di rumah kan bisa nyusulin ke masjid.
Ustadz, pada saat i’tikaf itu ngapain sih?

Pertama, niat dulu. Nawaitul i’tikaf fii hadzal masjidi lillahi ta’ala. Kalau ga paham, niatnya pake bahasa Indonesia aja. Nawaitu i’tikaf di masjid karena Engkau ya Allah.
Lalu, Apa yang dilakukan?

Yang dilakukan adalah memperbanyak ibadah seperti shalat, baca Quran, dzikir, shalawat, asmaul husna, apa aja. Intinya taqarrub ilallah.
Apakah dalam i’tikaf tidak boleh tidur?

Boleh, sekadar ngelempengin badan. Tapi, jangan lama-lama. Ngerenggangin badan, kemudian bangun. Sekadar menghilangkan penat barangkali.
Terus, kapan bisa mulai i’tikaf?

Sebaiknya, udah ga keluar masjid mulai bedug maghrib, kecuali Saudara pengen buang air kecil atau beli makan malam barangkali. Kalau ga ada yang pentingpenting banget, ya udah di masjid aja. Hidupin masjid. Hidupin selama 10 hari terakhir. InsyaAllah, mudah-mudahan Saudara dapat ini.

sumber : http://yusufmansur.com/persiapan-itikaf-2/

Friday, 24 June 2016

Ustad Yusuf Mansur, Mengejar Lailatul Qadr

Di bulan Ramadhan, ada malam-malam yang disebut malam-malam i’tikaf . Malam-malam dimana Rasulullah SAW, yang kita kenal sebagai seseorang yang sudah luar biasa malam-malamnya, tapi makin hebat lagi di sepuluh malam terakhir. Saya betul-betul mengingatkan diri saya dan Saudara semua untuk bersiap-siap agar pada saat nanti sepuluh malam terakhir Allah mengizinkan kita untuk mengorbankan malam kita untuk Allah SWT.


Coba kita lihat bagaimana malam kita. Misalnya Saudara tidur jam 10, jam berapa biasanya Saudara bangun? Jam 7 atau jam 9 ya? Apalagi, kalau libur. Subhanallah…. lihat, bahkan kita tidak mau memberikan malam kita untuk Allah SWT. Apa kata Allah?

“Bagi dong malamnya. Jangan semuanya buat ente. Masa semua malam buat ente? Aku yang punya malam ga dibagi?”

Di hari biasa, kita tidur jam 10 lalu bangun jam 5. Ini aja udah ga boleh. Kenapa ga boleh? Masa malamnya ente ambil semua. Bagi dong buat Allah.
“Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya),” (QS. Al-Muzzammil: 2)

Qumillaila illaa qaliila, bangunlah walau cuma sedikit. Syukur-syukur Saudara bisa bagi dua. Setengah untuk Saudara tidur, setengah untuk Saudara bangun.

Sekarang Saudara bayangkan, Saudara menghadiahkan malam Saudara bukan cuma setengah, tapi semalam suntuk, Saudara mengalah untuk Allah. Hebat, hebat, hebat sekali. Lihat perbandingannya. Normalnya rata-rata orang Indonesia tidur dari jam 10 malam sampai jam 5 pagi.

Di hari biasa, kita bisa bagi separo malamnya buat Allah itu udah top banget. Nah, di bulan puasa, di sepuluh malam terakhir, masyaAllah, Saudara korbankan untuk Allah semua malam ini. Saudara niat dah tuh i’tikaf sepuluh malam terakhir. Saya doain semoga Saudara bukan cuma i’tikaf di masjid masjid besar di daerah Saudara semua, tapi saya doakan saudara bisa i’tikaf di Masjidil Haram.
Waduh, kalau i’tikafnya di sana, udah ga ada ngantuknya deh! Saya doain Saudara bisa i’tikaf di samping makamnya Rasul, di Masjid Nabawi. 

Tapi, prestasi i’tikaf di sininya perbaiki dulu. Kalau ga diperbaiki, ga dipanggil sama Bos. Kalau Saudara prestasinya bagus di kantor, kan dipanggil sama bos. Begitu juga Allah SWT. Saudara khatamkan Qur’an, tiba-tiba Saudara dipanggil Allah SWT ke Tanah Suci. Saudara diberikan hak untuk berangkat haji atau umrah. Lalu Saudara mengulang kebiasaan Saudara, yaitu mengkhatamkan Qur’an, bukan di kamar Saudara, tapi di kamarnya Ismail, di Hijr Ismail, masyaAllah.

Download ceramah Ustad YM : Jangan Lakukan Ini Agar Rezeki Tidak Terhalang
Kumpulan ceramah ustad YM yang lain

Tuesday, 30 June 2015

Kucing Ini Ikut Berbuka Puasa Di Masjidil Haram

Seekor kucing di Masjid Suci Mekkah membuat kehebohan di jagat sosial media di tanah Arab. Tak hanya muslim, netizen non muslim juga memuji aksi kucing tersebut.
 
Mengutip laman arabnews, Selasa, 23 Juni 2015, Amen Al-Jawhari mengunggah tweet yang menunjukan bagaimana seekor kucing seakan menghormati dan menyembah Tuhan-nya.


"Kucing itu seolah memesan meja saat berbuka puasa bersama di Masjidil Haram," ujarnya.


Tak pelak, aksi kucing itu pun banjir komentar dari para netizen. "Ini gambar yang paling indah dari kucing duduk di meja buka puasa di antara jamaah dan menunggu waktunya berbuka," ujar Mohammed Massad.


Sementara Asal Bukhari menilai aksi kucing ini menunjukan bagaimana masyarakat muslim memberikan hak untuk hewan juga.


"Sebaliknya, jamaah menikmati kehadiran kucing di antara mereka," katanya.



Pengguna sosial media lainnya, Azmat Ahmed, mengatakan aksi kucing itu menakjubkan sekaligus menunjukan bagaimana seekor hewan juga bisa menghormati ritual buka puasa dan puasa.

Seperti diketahui, naluri seekor kucing jarang menunggu makanan ketika sudah tersaji di depan mereka.


"Etiket tersebut hanya menunjukkan bahwa bahkan hewan menyadari bulan Ramadhan dan pentingnya puasa."



sumber : http://www.atjehcyber.net/2015/06/heboh-foto-kucing-di-masjidil-haram-ia.html